5 Hal yang Kita Pelajari dari Virus Corona Sejak Dimulainya Pandemi

Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari merebaknya virus corona di dunia, terutama di Indonesia. Kita beradaptasi terhadap dinamika kehidupan yang mengharuskan manusia untuk terus responsif melihat situasu. Inilah 4 hal yang manusia pelajari dari virus corona sejak awal pandemi.

Sekarang sudah lebih dari 9 bulan sejak dunia mulai sadar betapa mengerikannya penyakit COVID-19, dan sudah 7 bulan sejak WHO mendeklarasikan pandemi terhadap virus corona (SARS-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19.

1. Penyakit ini berdampak pada gumpalan darah

Elektron Micrograph dari SARS-CoV-2. (NIH/Flickr/CC0)

Kebanyakan penyakit radang, termasuk infeksi, terkoneksi dengan peningkatan risiko berkembangnya gumpalan darah. Namun, COVID-19 lebih terasosiasikan pada gumpalan darah yang lebih masif dalam tubuh manusia dibandingkan dengan infeksi alin.

Jika gumpalan darah terlalu besar, mereka dapat memblokade aliran darah di peredaran darah kamu. Hal ini kemudian menyebabkan beberapa bagian dari tubuh tidak berfungsi optimal, suplai peredaran darah yang kurang oksigen—parahnya, bisa menyebabkan kematian komplikasi akibat COVID-19.

RajaBackLink.com

Ketika hal ini terjadi, arteri koroner, yang menyuplai darah ke dalam jantungmu menjadi terhambat kerjanya, dan menyebabkan serangan jantung. Di paru-paru, kekurangan aliran darah menyebabkan embolisme paru-paru. DI otak, kekurangan darah menyebabkan stroke, yang saat ini kasusnya meningkat pada usia muda yang positif COVID-19.

Pasien yang sudah secara kritis positif “SARS-CoV-2” COVID-19 dan dirawat di ICU sudah mengembangkan risiko penggumpalan darah.

Satu studi menemukan bahwa 49 persen pasien yang terkena virus corona mempunyai gumpalan darah di paru-parunya. Sementara studi lain menunjukkan bahwa 20 sampai 30 persen pasien yang kritis mempunyai banyak gumpalan darah.

2. Kamu bisa kehilangan indra penciuman

Apakah Masker Mampu Mencegah Virus Corona

Kita mengetahui bahwa COVID-19, layaknya infeksi virus lain, dapat menyebabkan anosmia, atau kehilangan indra penciuman.

Pada satu studi ditemukan bahwa 5 persen pasien di suatu rumah sakit dengan COVID-19 mempunyai anosmia. Namun untuk beberapa orang dengan gejala yang ringan mengatakan bahwa mereka mulai kehilangan ‘rasa’ atau indra penciuman mereka.

Anosmia sekarang sudah ditambahkan oleh WHO sebagai salah satu gejala dari COVID-19.

Siapa saja yang mempunyai hidung mampet atau nasal congestion dapat saja kehilangan indra penciumannya. Namun pada kasus COVID-19 ini, orang-orang bisa kehilangan indra penciuman walaupun hidung mereka tidak mampet.

Mungkin saja, virus corona (SARS-CoV-2) sudah menempelkan dirinya ke reseptor yang berkaitan dengan hidung sebelum akhirnya masuk ke dalam sel. Kita mengetahui bahwa reseptor ACE2 adalah jalur utama virus corona memasuki bagian tubuh yang lain, termasuk paru-paru.

Beberapa orang yang terkena COVID-19 dan sudah kehilangan indra penciumannya juga melaporkan adanya reduksi atau kehilangan indra perasa.

Betapa mengerikannya apabila manusia sudah tidak bisa mencium ataupun merasakan makanan yang masuk ke dalam mulut mereka, COVID-19 memang sudah menjadi mimpi buruk manusia sekarang dan sudah terjadi di mana-mana.

Lebih dari 6 bulan sudah terlewati, bagaimana gambaran ke depan di masa pandemi ini?

3. Bisa menyebabkan penyakit radang pada anak-anak

hal yang harus kamu tahu tentang virus corona covid19

Fitur yang dimiliki oleh COVID-19 pada anak-anak adalah penyakit ini dapat membuat penyakit peradangan lebih sering pada anak-anak, dibandingkan penyakit pernapasan pada orang dewasa.

Jadi para dokter yang ada di Eropa dan Inggris Raya, yang merupakan negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di anak-anak menemukan suatu penyakit peradangan serius pada anak-anak yang berkorelasi dengan virus corona ini. Penyakit ini dinamakan “multisystem inflammatory syndrome in children”, atau MIS-C.

Pada beberapa studi dari Inggris Raya, Italia, dan Perancis, kebanyakan anak-anak dengan kondisi serius seperti ini mempunyai COVID-19 sebelumnya tanpa gejala atau asimtomatik.

Anak-anak yang terkena MIS-C akibat COVID-19 tersebut mempunyai beberapa gejala di antaranya adalah, demam, ruam, dan muntaber. Beberapa anak bahkan punya komplikasi pada jantungnya.

Baca juga: Apakah Masker Dapat Mencegah Virus Corona?

4. Virus Corona bisa ditransmisikan ke hewan lalu ke manusia dan balik lagi

flu babi influenza swine flu

Ketika pertama kali dimulai sebagai pandemi, ilmuwanpercaya bahwa SARS-CoV-2 berasal dari hewan sebelum menyebar ke manusia. Namun, kita belum mengetahui apakah virusnya bisa bolak-balik menginfeksi inang yang sama berulang-ulang.

Ternyata sekarang kita tahu bahwa virus corona bisa ditransmisikan baik itu secara domestik (dari manusia ke manusia) maupun ke hewan-hewan seperti anjing, kucing, dan macan secara berulang kali.

Belum lagi baru-baru ini dikabarkan bahwa adanya potensi pandemi baru yaitu flu swine dari babi.

5. Virus Corona dapat beradaptasi dengan cepat

Ketika Vaksin Virus Corona Dibuat, Apakah Seluruh Dunia Kebagian Vaksin?

Kita dapat mengetahui secara pasti bahwa saat ini virus corona dapat beradaptasi dengan cepat dan bisa saja kemungkinan besar berevolusi.

Tapi manusia selalu saja mempunyai cara untuk menangkalnya, kita berusaha sebisa mungkin untuk mengembangkan vaksin dalam waktu yang singkat agar kondisi bisa cepat terkendali.

Contoh bagaimana virus corona beradaptasi adalah bagaimana virus corona (COVID-19) ini sekarang hanya mempunyai masa inkubasi beberapa hari (~5 hari) dari yang sebelumnya 2 minggu.

Jika kamu tertarik dengan tulisan ini, sainsologi rekomendasikan kamu baca 9 Virus Mematikan dalam Sejarah Manusia.