Miskin Sewaktu Kecil akan Berpendapatan Rendah saat Dewasa

Siklus kemiskinan telah berhasil diaplikasikan pada anak-anak di Indonesia melalui studi terbaru yang menunjukkan bahwa mereka yang sewaktu kecilnya hidup susah ketika besar akan mempunyai gaji yang rendah pula.

Studi yang berjudul Effect of Growing up Poor on Labor Market Outcomes: Evidence from Indonesia, telah dipublikasikan oleh Asian Development Bank Institute pada September yang dilakukan oleh peneliti Mayang Rizky, Daniel Suryadarma, dan Asep Suryahadi.

mengapa masih banyak angka kemiskinan di Indonesia

Riset ini telah mengkaji secara jangka panjang, efek dari hidup di keluarga yang miskin fase anak-anak dan pendapatannya ketika memasuki dunia kerja. Mereka menemukan bahwasanya hidup dan berkembang di keluarga yang miskin mempunyai efek yang signifikan dan negatif terhadap pendapatan alias gaji ketika dewasa.

“Variabel instrumental kami mengestimasikan bahwa anak-anak yang hidup di keluarga miskin pada rentang usia 8 sampai 17 tahun, 87% di antaranya menderita pendapatan minimum ‘gaji penalti’ relatif terhadap anak-anak yang sewaktu kecilnya sudah hidup enak.”

Efek magnitudo yang dirasakan pekerja ‘pasar’ buruh mirip dengan individual yang mempunyai limitasi fisik di usia dewasanya. Sekitar 20% dari total populasi Indonesia paling merasakan penderitaan yang signifikan.

RajaBackLink.com

Sebanyak 25 juta warga negara Indonesia dikategorikan sebagai miskin, dengan hanya uang saku Rp 425.250,- per orang per bulan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2019. Artinya tiap hari mereka hanya hidup dengan ~Rp 13.000,- yang mana angka itu sangat kecil sekali, hidup di perkotaan pun tidak cukup untuk bisa hidup nyaman dengan kondisi keuangan tersebut.

Pada skala global yang mempunyai garis kemiskinan di $1.90 USD per harinya, 20 juta warga negara Indonesia berarti di bawah garis kemiskinan dunia, bagaimana tidak miris melihat kondisi ketimpangan sosial di negeri ini?

Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan program yang ditujukan untuk memutus rantai garis kemiskinan, disebut PKH yaitu Program Keluarga Harapan. Apakah PKH dapat memberikan efek pada jangka panjang masih menjadi perdebatan dan akan dilakukan penelitian di masa yang akan datang.

Untuk studi ini, peneliti menggunakan Indonesian Family Life Survey (IFLS) data dari tahun 2000, 2007, dan 2014. Survei ini dilakukan oleh RAND Corporation.

Melalui ketiga survei di tahun yang berbeda tersebut, ketiga peneliti tersebut menemukan bahwa mereka yang tumbuh dan berkembang miskin dari usia muda akan mempunyai gaji yang minimum ketika bekerja di sebagai buruh ‘pasar’ yang termasuk pabrik juga 14 tahun setelahnya.

Dengan ini kita dapat menyimpulkan bahwa mereka yang berasal dari keluarga miskin akan mempunyai pendapatan minimum juga di dunia kerja, salah satu jalan untuk memutus estafet kemiskinan berantai adalah dengan pendidikan, oleh karena itu bagikan ilmu ini sekarang agar temanmu tahu, dan lebih banyak orang Indonesia yang sadar serta meningkatkan produktivitasnya, membuka pekerjaan baru.

Ingat selalu bahwa pendidikan adalah jalan satu-satunya memuntus rantai kemiskinan di dalam keluarga.