Tolak Peluru: Pengertian, Gaya, Sejarah

Tolak peluru merupakan satu dari beberapa cabang olahraga atletik. Olahraga tolak peluru atau shot put tidak benar-benar melakukan gerakan melempar, berbeda dari cabang olahraga atletik lempar lainnya. 

Tolak peluru hanya mengandalkan gerakan menolak atau mendorong bola logam dengan bobot tertentu untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya dengan mengandalkan kekuatan salah satu tangan. 

Meski terlihat mudah dilakukan, tolak peluru tergolong olahraga berat yang tidak dapat dilakukan sembarangan. Ada dua faktor yang menentukan dalam olahraga tolak peluru, yaitu postur tubuh atlet dan penguasaan tekniknya. Atlet dengan postur tubuh besar cenderung memiliki energi yang lebih besar pula sehingga cocok untuk olahraga ini.

Berat peluru yang biasa digunakan dalam perlombaan tolak peluru yaitu 7,25 kg untuk atlet putra dan 4 kg untuk atlet putri. Olahraga ini dilakukan di sebuah lapangan yang memiliki bentuk dan ukuran sedemikian rupa dan terdiri dari dua bagian yaitu lingkaran tolakan dan sektor pendaratan. 

RajaBackLink.com

Sejarah Tolak Peluru

Tolak peluru (the shot put) telah dikenal sejak dua ribu tahun yang lalu yaitu sejak masa Kerajaan Yunani kuno, namun dengan tata cara dan peraturan yang berbeda. 

Orang-orang yang hidup padaperadaban Yunani Kuno kerap melakukan olahraga melempar batu. Lalu pada abad pertengahan banyak yang tentara melakukan olahraga melempar peluru meriam. Ini merupakan titik awal sejarah lahirnya olahraga tolak peluru.Namun, ketika itu belum ada pengukuran atau ketentuan resmi mengenai bentuk hingga berat batu maupun logam lain yang menjadi objek lemparan.

Pada akhir abad ke-19 tolak peluru dimasukkan dalam daftar olahraga Olimpiade di Athena, Yunani pada 1896. Para peserta kompetisi ini diminta melemparkan beban berbentuk bulat yang terbuat dari batu atau metal hingga melewati garis tertentu. 

Saat olimpiade Athena tahun 1896, cabang perlombaan tolak peluru hanya diikuti oleh peserta laki-laki. Namun, pada tahun 1948 cabang olahraga ini secara resmi dibuka untuk wanita. 

Pada masa itu, olahraga tolak peluru hanya ada dalam pelajaran di sekolah-sekolah Belanda. Sejalan dengan berkembangnya waktu, tolak peluru mulai masuk pelajaran sekolah-sekolah pribumi, bahkan semakin berkembang sampai saat ini.

Indonesia mengenal olahraga tolak peluru melalui pemerintah kolonial Belanda yang memasukkannya dalam kurikulum pelajaran di sekolah-sekolah milik Belanda. Namun, tolak peluru hanya dimainkan oleh para siswa bagsawan Belanda sehingga kaum pribumi tidak terlalu mengenal olahraga ini. 

Namun, setelah beberapa lama tolak peluru kemudian juga menjadi bagian dari kurikulum di sekolah-sekolah pribumi sehingga semakin dikenal di kalangan orang Indonesia. Karena belum memiliki wadah sendiri, tolak peluru berada di bawah organisasi NIAU yang bertanggung jawab mengadakan kejuaraan atletik. 

Nederlands Indisehe Atletiek Unie yang disingkat NIAU sendiri merupakan organisasi atletik pertama kali didirikan di Indonesia pada Zaman Belanda.

Gaya Tolak Peluru

Pada olahraga tolak peluru terdapat tiga gaya yang biasa digunakan baik dalam permainan sederhana maupun perlombaan. 

1. Gaya spin

Gaya spin atau berputar pertama kali dipopulerkan Aleksandr Baryshnikov, seorang atlet asal Rusia. Dalam melakukan teknik spin, seorang atlet membutuhkan kekuatan untuk berputar sejauh 360 derajat dalam kecepatan tinggi sebelum mendorong bola logam ke depan. Gerakan ini bertujuan untuk menghasilkan momentum agar menghasilkan jarak tolakan terjauh. 

2. Gaya ortodoks

Gaya ortodoks kurang populer bagi kalangan atlet, lantaran gaya ini banyak digunakan oleh pemula yang tidak melibatkan banyak gerakan. Posisikan tubuh menyamping dari area pendaratan, letakkan bola logam antara kepala dan bahu, kemudian lakukan tolakan.

3. Gaya glide 

Parry O’brien atlet asal Amerika mempopulerkan gaya glide atau meluncur dalam olahraga tolak peluru, atau yang kini lebih terkenal dengan gaya O’brien. Saat melakukan gaya ini, pemain akan melakukan setengah putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru. Sehingga, saat persiapan dilakukan, pemain akan menghadap belakang sebelum kemudian berbalik ke depan.

Sekian pembahasan mengenai tolak peluru lengkap mulai pengertian, sejarah hingga gaya yang biasa digunakan. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu Anda.