Rangkuman Materi Sosiologi Lengkap Kelas 10 SMA/MA

Rangkuman materi pelajaran sosiologi untuk kelas 10 SMA dan MA  secara lengkap bisa didapatkan dengan mudah. Sebab, pada dasarnya sosiologi memang berkaitan dengan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan bermasyarakat dan juga kebudayaannya. Dengan adanya materi yang lengkap ini Tentunya orang-orang juga akan memahami tentang fungsi maupun definisi serta objek dari sosiologi cara lebih intens.

Tentunya untuk anak kelas 10 SMA dan MA sudah dihadapkan pada pembagian dari cabang-cabang ilmu sosiologi yang perlu dipahami. Hal itu meliputi pendekatan tujuan, fungsi, maupun dari metode dan juga perspektif sosiologi yang yang butuh pemahaman secara lebih baik lagi. Mata pelajaran sosiologi tentunya juga akan memuat tentang norma maupun nilai yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga memahaminya pun bahkan dari bentuk dasarnya.

Norma dan nilai di dalam masyarakat sangat diperlukan oleh seseorang karena dengan hal itulah akan timbulnya suatu etika yang menjadikan pribadi yang lebih sopan dan dihargai orang lain. Maka dari itu, pada pembelajaran yang lengkap tentunya akan memuat berbagai macam norma norma yang perlu dipahami. Selain itu juga, pada pembelajaran yang memiliki materi yang lengkap tentu akan meliputi proses dari interaksi sosial dan juga pola keteraturan dalam dinamika kehidupan.

Pembelajaran tentang sosiologi tidak hanya berkaitan dengan teori saja. Akan tetapi, juga akan berpengaruh pada prakteknya. Maka dari itu penting sekali untuk mendapatkan materi pembelajaran sosiologi yang sangat lengkap. Sebab, hal itu tentunya akan memberikan gambaran yang jelas Bagaimana bertingkah laku yang tepat di dalam bermasyarakat. Sehingga dapat memberikan manfaat dan juga dihormati oleh orang lain. Agar tidak terjadinya suatu konflik yang dapat merugikan orang lain dan diri sendiri, karena materi tersebut juga memuat tentang bagaimana pengaruh konflik dalam interaksi sosial.

RajaBackLink.com

Bab 1: Fungsi Sosiologi Sebagai Ilmu yang Mengkaji Masyarakat dan Lingkungan

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi

1. Definisi

Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar, yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode, sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2. Objek Sosiologi dan Orientasi Sosiologi

Objek Sosiologi ada dua macam, yaitu:

a. Objek material

Adalah kehidupan sosial, gejala-gejala, dan proses hubungan antarmanusia yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia itu sendiri.

b. Objek formal

Adalah hubungan antarmanusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

Adapun orientasi sosiologi misalnya adalah:

  • Keluarga adalah soko guru dari kelompok masyarakat.
  • Kelangsungan hidup masyarakat memerlukan sejumlah ketentuan untuk mengatur tingkah laku manusia.
  • Kerja sama dan saling menghormati merupakan tuntutan kemanusiaan.
  • Realisasi kehidupan pribadi dibentuk melalui hubungannya dengan yang lain.

3. Ciri-ciri dan Hakikat Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu cabang dari kelompok-kelompok ilmu sosial yang mempunyai dan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Empiris
  • Kumulatif
  • Teoritis
  • No etis

Adapun hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut.

  • Sosiologi adalah ilmu sosial
  • Dilihat dari segi penerapannya, sosiologi dapat digolongkan ke dalam ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dapat pula menjadi ilmu terapan (applied science).
  • Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret.
  • Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus.

4. Pembagian Cabang-cabang Sosiologi

a. Sosiologi Umum

Mempelajari dan menyelidiki tingkah laku manusia pada umumnya, dalam mengadakan hubungan masyarakat.

b. Sosiologi Khusus

Mempelajari dan menyelidiki berbagai sektor kehidupan bermasyarakat, dari suatu segi kehidupan tertentu.

B. Pendekatan, Fungsi, Tujuan, Metode Penelitian, dan Perspektif Sosiologi

1. Pendekatan Sosiologi

  • Pendekatan Komparatif
  • Pendekatan Holistik

2. Fungsi dan Tujuan

a. Fungsi Sosiologi

  • Dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita.
  • Membantu untuk mampu mengkaji tempat kita di masyarakat
  • Untuk memahami norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain.
  • Agar kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini.

b. Tujuan Sosiologi

  • Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, konflik, dan integrasi sosial.
  • Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan masyarakat. 
  • Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Metode Penelitian 

a. Metode Kualitatif

  • Metode komparatif
  • Metode historis
  • Metode studi kasus

b. Metode kuantitatif

  • Metode empiris
  • Metode rasional 
  • Metode deduktif
  • Metode induktif 
  • Metode fungsional

4. Perspektif Sosiologi dan Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Lain

  • Perspektif interaksionis
  • Perspektif evolusionis
  • Perspektif fungsionalis
  • Perspektif konflik

C. Lahirnya Sosiologi

Perkataan ”sosiologi” pertama kali diciptakan pada tahun 1839 oleh Auguste Comte, seorang ahli filsafat berkebangsaan Perancis. Comte-lah yang pertama kali menggunakan nama ”sosiologi”. Selain itu, Comte memberi sumbangan yang begitu penting terhadap sosiologi. Oleh karena itu, para ahli umumnya sepakat untuk menjulukinya sebagai ”Bapak Sosiologi”.

D. Masyarakat Sebagai Sistem Sosial yang Dinamis

1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan

2. Terbentuknya Masyarakat

Masyarakat terbentuk dari:

  • Terdapat sekumpulan orang.
  • Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama.
  • Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan kebudayaan`

3. Sistem Sosial dan Struktur Sosial

Sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen sosial. Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Adapun Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antarstatus dan peran sosial.

4. Organisasi Sosial Pada Masyarakat

Organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antarwarga masyarakat yang bersangkutan di dalam suatu tempat dan dalam waktu yang relative lama.

5. Dinamika Sosial Pada Masyarakat

Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

Bab 2: Nilai dan Norma yang Berlaku Dalam Masyarakat

A. Nilai

1. Pengertian 

Nilai sosial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang baik dan yang buruk. Nilai sosial merupakan konsep yang abstrak yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat yang berguna bagi kehidupan dan dijunjung tinggi.

2. Ciri-ciri, Tolok Ukur, Sumber, dan Jenis Nilai Sosial

a. Ciri-ciri Nilai Sosial

  • Nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat baik positif dan negatif.
  • Nilai sosial dipelajari dan bukan bawaan lahir.
  • Nilai sosial ditularkan dari suatu kelompok ke kelompok yang lain, melalui berbagai macam proses sosial.

b. Tolok Ukur Nilai Sosial

Tolok ukur nilai sosial, yaitu daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut.

c. Sumber-sumber Nilai Sosial

  • Sumber ekstrinsik
  • Sumber intrinsik

d. Jenis-jenis Nilai Sosial

  • Nilai material
  • Nilai vital
  • Nilai spiritual

3. Macam-macam Nilai

Beberapa macam nilai antara lain:

  • Nilai yang berhubungan dengan kesehatan.
  • Nilai yang berhubungan dengan kebendaan (bersifat ekonomi).
  • Nilai yang berhubungan dengan pengetahuan.

4. Fungsi Nilai Dalam Interaksi Sosial

  • Petunjuk arah untuk bersikap dan bertindak bagi warga negara, seperti nilai gotong-royong, nilai persatuan dan kesatuan, nilai kejujuran, keadilan, dan nilai tanggung jawab
  • Sumber motivasi untuk berbuat sesuatu.
  • Benteng perlindungan bagi keberadaan suatu bangsa, seperti: nilai Pancasila telah mampu melindungi bangsa Indonesia dari rongrongan musuh dan mampu mempererat persatuan bangsa Indonesia.

B. Norma

1. Pengertian Norma dan Fungsi Norma

Norma sosial adalah kebiasaan, tata kelakuan atau adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Norma sosial itu mengandung aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk mengenai tata kehidupan, mengenai benar atau salah, baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, dan harus dipatuhi oleh seluruh warga masyarakat. Jika norma dilanggar, si pelaku akan mendapat sanksi. Norma itu memiliki kekuatan mengikat, warga harus mematuhi.

Adapun fungsi norma sosial, yaitu:

  • Untuk mengatur kehidupan bersama agar tertib dan teratur 
  • Sebagai alat pengendali sosial
  • Untuk tolok ukur terhadap perbuatan salah atau benar, boleh atau tidak boleh, sopan atau tidak sopan. misalnya: undang-undang, hukum, dan agama 
  • Sebagai pegangan dan pedoman dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

2. Macam-macam Norma

a. Norma Tidak Resmi dan Norma Resmi

Norma tidak resmi ialah patokan yang dirumuskan secara tidak jelas di masyarakat dan pelaksanaannya tidak diwajibkan bagi warga yang bersangkutan. Adapun Norma resmi ialah patokan yang dirumuskan dan diwajibkan dengan jelas dan tegas oleh yang berwenang kepada semua warga masyarakat.

b. Norma-norma Utama

1). Norma kelaziman

Yaitu norma yang diikuti tanpa berpikir panjang, melainkan hanya didasarkan atas tradisi atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat.

2). Norma hukum

Yaitu norma yang berasal dari pemerintah berupa peraturan, instruksi, ketetapan, keputusan, dan undangundang.

3). Norma kesusilaan

Yaitu norma yang berasal dari kebiasaan yang dibuat manusia sebagai anggota masyarakat misalnya sopan santun dan tingkah laku.

4). Norma agama

Yaitu norma yang berasal dari Tuhan, berisi perintah, larangan, dan anjuran yang menyangkut hubungan antarmanusia, dan hubungan manusia dengan Tuhan.

5). Norma kesopanan

Yaitu norma yang berasal dari hati nurani tiap manusia dalam masyarakat.

6). Mode

Mode biasanya dilakukan dengan meniru atau iseng saja. Biasanya mode ini di dalam masyarakat berkembangnya sangat cepat.

Bab 3: Proses Interaksi Sosial Sebagai Dasar Pengembangan Pola Keteraturan dan Dinamika Kehidupan

A. Interaksi Sosial

1. Pengertian

Interaksi sosial adalah suatu proses hubungan dan saling mempengaruhi antara manusia, baik sebagai individu atau kelompok, atau antarindividu dengan kelompok.

2. Tujuan dan Dasar-dasar Interaksi Sosial

a. Tujuan

  • Untuk menjalin hubungan persahabatan.
  • Untuk menjalin hubungan dalam bidang perdagangan.
  • Untuk melaksanakan kerja sama yang saling menguntungkan.

b. Dasar Interaksi Sosial

  • Faktor imitasi
  • Faktor sugesti
  • Faktor identifikasi
  • Faktor simpati

3. Pentingnya Kontak Sosial dan Komunikasi Dalam Interaksi Sosial

Kontak merupakan tahap permulaan dari terjadinya interaksi sosial. Adapun Komunikasi adalah ketika  seseorang memberi arti pada perlakuan orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Pentingnya kontak dan komunikasi, yaitu untuk terwujudnya interaksi sosial dan dapat diuji  terhadap suatu kehidupan terasing (isolation).

4. Interaksi Sosial untuk Mencukupi Kebutuhan Hidup 

Manusia harus melakukan interaksi sosial, sebab dengan hal ini maka seluruh kebutuhannya akan terpenuhi. Adapun kebutuhan-kebutuhan manusia antara lain adalah:

  • Kebutuhan Hidup Mendasar/Primer
  • Kebutuhan Sosial/Psikologis
  • Kebutuhan Integratif

5. Aturan-aturan dan Cara-cara Beradaptasi Terhadap Lingkungan

Dalam setiap episode kehidupannya, manusia dituntut untuk senantiasa beradaptasi terhadap lingkungannya. Dalam beradaptasi dengan lingkungannya manusia akan mengikuti pola perubahan yang terjadi, di antaranya sebagai berikut.

  • Perubahan struktur sosial
  • Perubahan nilai dan sikap
  • Perubahan yang tidak direncanakan

B. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

1. Bentuk Interaksi Sosial

a. Kerjasama

Kerja sama adalah proses sosial antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. 

b. Persaingan/kompetisi

Pertentangan atau konflik adalah proses sosial, di mana orang perorang atau kelompok manusia berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan, dengan menggunakan ancaman atau kekerasan.

c. Konflik

Pertikaian ialah suatu proses sosial di mana orang seorang atau kelompok manusia, berusaha memenuhi tujuan dengan jalan memandang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

d. Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu proses mengembangkan persetujuan kerja sementara di antara individu atau grup-grup yang sedang berada dalam keadaan konflik.

e. Asimilasi

Asimilasi sebagai suatu proses difusi budaya melalui individuindividu dan grup-grup secara budaya menjadi sama. Proses ini terjadi bila dua kebudayaan yang berbeda bertemu dan kebudayaan yang dominan berasimilasi dengan kebudayaan yang lain.

2. Konsensus dan Kontravensi

a. Konsensus sangat berdekatan dengan kooperasi (kerja sama), tetapi keduanya tetap berbeda.

b. Kontravensi, dapat digambarkan sebagai suatu proses sosial yang bentuknya di antara persaingan dan konflik.

C. Berkembangnya Keteraturan Sosial

Manusia dalam hidup bermasyarakat selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar terjadi keserasian yang memberikan kepuasan hidupnya. Manusia juga berhadapan dengan sesama manusia yang masing-masing mempunyai kemerdekaan pribadi: kehendak, keinginan, perasaan, dan sifat yang berbeda-beda. Kehidupan masyarakat perlu keteraturan sosial agar terjadi hubungan selaras antarinteraksi sosial. Adanya keteraturan sosial itulah yang membawa kenikmatan dalam berhubungan dengan lingkungannya.

D. Terjadinya Konflik dan Kerja Sama Dalam Proses Interaksi Sosial

1. Terjadinya Konflik/Pertikaian/Pertentangan Dalam Proses Interaksi Sosial

Pertentangan atau konflik adalah proses sosial, di mana orang perorang atau kelompok manusia berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan, dengan menggunakan ancaman atau kekerasan.

Bentuk-bentuk pertentangan antara lain adalah:

  • Pertentangan politik
  • Pertentangan pribadi
  • Pertentangan rasial
  • Pertentangan antarkelas sosial
  • Pertentangan internasional

2. Terjadinya Kerja Sama Dalam Proses Interaksi Sosial

Kerja sama adalah proses sosial antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. 

Bentuk-bentuk kerja sama antara lain

  • Bargaining
  • Cooperating
  • Koalisi
  • Joint Venture

3. Terjadinya Persaingan (Competition) Dalam Proses Interaksi Sosial

Persaingan terjadi ketika orang perorangan atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang tertentu, dengan cara menarik perhatian publik tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

Ada dua macam tipe persaingan, yaitu sebagai berikut:

  • Persaingan pribadi
  • Persaingan kelompok

Bab 4: Sosiologi Sebagai Proses Dalam Pembentukan Kepribadian

A. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

Dalam kehidupan masyarakat proses sosialisasi atau belajar sosial ini merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup (life long process), bermula sejak lahir sampai mati.

1. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai dengan peranan yang dijalankan. Biasanya sosialisasi itu berangkai dengan kepribadian dan kebudayaan. Manusia adalah makhluk sosial, hampir semua kegiatannya dilakukan bersama dengan manusia lainnya.

2. Pembentukan Kepribadian

Proses perkembangan manusia, sebagai manusia yang berkepribadian atau makhluk sosial itu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Antara lain:

  • Sifat Dasar
  • Lingkungan Prenatal
  • Perbedaan Individual Atau Perbedaan Perorangan
  • Lingkungan
  • Motivasi

Kelima faktor yang menjadi dasar kepribadian manusia tersebut di atas dengan melalui proses aksi, reaksi, dan interaksi mempengaruhi proses sosialisasi manusia.

Dalam proses sosialisasi setiap individu mendapatkan pengawasan, pembatasan, dan hambatan dari manusia lain. Di samping itu individu juga mendapat bimbingan, dorongan, stimulasi, dan motivasi dari manusia lain.

3. Tahap-tahap Sosialisasi dan Fungsi Sosialisasi Dalam Pembentukan Peran dan Status Sosial

Proses sosialisasi terjadi melalui tiga tahap sebagai berikut:

a. Tahap pertama

Pada tahap pertama, anak mulai belajar mengambil peranan orang-orang di sekelilingnya.

b. Tahap kedua

Pada tahap kedua, anak mengetahui peranan yang harus dijalankannya dan mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain.

c. Tahap ketiga

Pada tahap ketiga, anak dianggap mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat luas.

Adapun fungsi dan tujuan sosialisasi adalah:

  • Membekali seseorang dengan seperangkat nilai dan norma agar mempunyai sikap dan perilaku sesuai dengan harapan masyarakat.
  • Memberi latihan seseorang agar memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan guna berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan.
  • Mengembangkan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungan.
  • Mencegah seseorang agar mampu mengendalikan sikap dan perilaku tidak menyimpang dari tata nilai dan norma-norma sosial. 

B. Jenis-jenis Media Sosialiasi dan Peranan Masing-masing

1. Jenis-jenis Media Sosialisasi dan Peranannya

Proses sosialisasi itu terjadi dalam institusi sosial atau kelompok dalam masyarakat. Antara lain:

  • Keluarga
  • Teman sepermainan
  • Lingkungan sekolah
  • Lingkungan kerja
  • Media Massa, Media Cetak, dan Media Komunikasi

2. Metode yang Digunakan untuk Mempengaruhi Sosialisasi

  • Metode ganjaran dan hukuman
  • Metode pemberian contoh

3. Proses Belajar Sosial

Proses belajar sosial adalah berlangsungnya kegiatan individu dalam proses belajar sosial untuk mempelajari bermacam-macam peranan sosial. Yang disebut peranan sosial adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang oleh kelompoknya, di mana tingkah laku tersebut ditentukan oleh kelompok atau kebudayaan.

C. Kebudayaan dan Pengaruhnya Terhadap Kepribadian

Kebudayaan tidak bisa lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses belajar yang panjang. Dalam proses belajar yang disebut sosialisasi itu, kepribadian individu pasti juga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu secara keseluruhan. Gagasan-gagasan, tingkah laku, atau tindakan manusia itu ditata, dikendalikan, dan dimantapkan pola-polanya oleh berbagai sistem nilai dan norma di masyarakatnya.

Bab 5: Terjadinya Perilaku Menyimpang dan Sikap-sikap Antisosial

A. Perilaku Menyimpang

1. Pengertian

Perilaku menyimpang setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Perilaku seperti ini terjadi disebabkan seseorang mengabaikan norma atau tidak mematuhi patokan di masyarakat.

2. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang dan Sikap-sikap Antisosial

Penyimpangan sosial memiliki 6 ciri sebagai berikut:

  • Penyimpangan harus dapat didefinisikan
  • Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak
  • Penyimpangan relative dan penyimpangan mutlak
  • Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
  • Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
  • Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)

3. Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang dan Sikap Antisosial dari Sudut Pandang Sosiologi.

a. Perilaku Menyimpang Karena Sosialisasi

Teori ini menekankan bahwa perilaku sosial, baik yang bersifat menyimpang maupun yang tidak menyimpang berkaitan dengan norma dan nilai-nilai yang diserapnya.

b. Perilaku Menyimpang Karena Anomie

Anomie adalah suatu situasi tanpa norma dan tanpa arah sehingga tidak tercipta keselarasan antara kenyataan yang diharapkan dan kenyataankenyataan sosial yang ada di lapangan.

B. Jenis dan Bentuk Perilaku Menyimpang dan Sikap Antisosial

1. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang dan Sikap Antisosial

a. Penyimpangan Primer dan Sekunder

Penyimpangan sosial primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara (temporer). Adapun Penyimpangan sosial sekunder adalah penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sanksi telah diberikan kepadanya.

b. Penyimpangan Individu dan Kelompok

Penyimpangan Individu  adalah penyimpangan yang dilakukan sendiri tanpa ada campur tangan orang lain. Adapun Penyimpangan kelompok terjadi apabila perilaku menyimpang dilakukan bersama-sama dalam kelompok tertentu.

2. Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang dan Sikap Antisosial

  • Penyalahgunaan narkotika
  • Perkelahian pelajar
  • Perilaku seksual di luar nikah

Bab 6: Penerapan Pengetahuan Sosiologi dan Aturan-aturan Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat

A. Menerapkan Pengetahuan Sosial, Aturan Sosial, dan Pengendalian Sosial

Dalam penerapan pengetahuan Sosiologi di masyarakat pada era global saat ini dan di masa yang akan datang sangat penting. Hal ini disebabkan masyarakat menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.

1. Tujuan Pengendalian Sosial dan Sifatnya

Pengertian pengendalian sosial mencakup segala proses, baik yang direncanakan atau tidak, bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilainilai sosial yang berlaku.

Pengendalian sosial bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat atau bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dan keadilan.

Berdasarkan sifatnya pengendalian sosial dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Preventif 

Merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan. Usaha-usaha preventif, misalnya dijalankan melalui proses sosialisasi pendidikan formal dan informal, teguran, dan seterusnya.

b. Refresif

Merupakan usaha pencegahan yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan. Usaha represif dapat berwujud hukuman, sanksi terhadap warga masyarakat yang melanggar dari kaidah-kaidah yang berlaku atau melalui ajaran agama.

2. Cara Melaksanakan Aturan Sosial dan Pengendalian Sosial

Cara penerapan aturan sosial dan pengendalian sosial dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Pada prinsipnya berkisar pada cara-cara tanpa kekerasan (persuasif) ataupun dengan paksaan (coersive). Cara mana yang sebaiknya diterapkan, tergantung pada siapa pengendalian sosial tersebut hendak diperlakukan dan dalam keadilan yang bagaimana akan dilaksanakan.

3. Alat-alat yang Dipergunakan untuk Melaksanakan Aturan Sosial dan Pengendalian Sosial

  • Penyebaran rasa malu
  • Pendidikan yang baik
  • Teguran dari penguasa
  • Ajaran agama

B. Peran Pranata-pranata Sosial Dalam Menerapkan Aturan Sosial dan Mengendalikan Perilaku Menyimpang

1. Pengertian Pranata Sosial Atau Institusi Sosial

Pranata sosial adalah suatu sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Sistem norma, yaitu sejumlah aturan sosial atau pedoman perilaku yang pantas, yang menjadi kesepakatan semua anggota masyarakat untuk dipegang dan dijadikan pedoman untuk mengatur kehidupan bersama.

2. Ciri-Ciri Pranata 

  • Pranata secara khusus terwujud dalam asosiasi.
  • Segala kegiatan manusia yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, selalu berkaitan dengan pranata sebagai pengaturannya dan asosiasi sebagai kumpulan orang-orangnya.
  • Suatu institusi sosial, mempunyai suatu tradisi baik tertulis ataupun tak tertulis, yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain.

3. Macam-macam Pranata Sosial

  • Pranata Sainstifik
  • Pranata seni dan rekreasi
  • Pranata domestic
  • Pranata ekonomi
  • Pranata pendidikan
  • Pranata agama
  • Pranata politik
  • Pranata keluarga

C. Proses Pertumbuhan Pranata Sosial dan Fungsi Pranata Sosial

1. Proses Pertumbuhan Pranata Sosial

Untuk mencapai tujuan keteraturan, masyarakat akhirnya mempunyai sejumlah norma yang harus dipegang oleh setiap anggota masyarakat yang masih terikat dalam keanggotaan. Sejumlah norma itulah yang kita sebut dengan pranata.

Sejumlah aturan tidak secara langsung menjadi pranata begitu saja. Tidak secara otomatis norma yang ada dijadikan pranata kehidupan bersama. Proses sebuah aturan menjadi pranata sosial disebut dengan institusionalisasi atau pelembagaan.

2. Fungsi Pranata Sosial

  • Memenuhi sarana kebutuhan masyarakat
  • Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
  • Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah dalam masyarakat yang bersangkutan.
  • Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk menandakan system pengendalian sosial, yaitu pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.